mitranasional.com
Pontianak, Kalbar – Dalam panorama politik demokrasi, Pilkada serentak 2024 di Kalimantan Barat menghadirkan dinamika baru yang layak menjadi perhatian, khususnya dengan hasil quick count yang menunjukkan dominasi pasangan calon (Paslon) 02, Norsan-Krisantus. Berdasarkan data sementara dari sejumlah media daring yang kredibel, pasangan ini unggul di 14 kabupaten/kota, sebuah capaian yang mencerminkan ekuilibrium politik yang berakar pada kepercayaan publik.
Keunggulan Norsan-Krisantus dapat dianalisis melalui pendekatan political contract theory, sebagaimana dikemukakan oleh Rousseau, bahwa legitimasi kekuasaan terletak pada kontrak sosial yang dibangun oleh pemimpin dengan masyarakatnya. Dalam konteks ini, program-program yang diusung Paslon 02 mampu menjadi vox populi, suara rakyat yang merepresentasikan kebutuhan masyarakat Kalimantan Barat, pada (27/11/2024).
Fenomena ini juga dapat dibingkai melalui kacamata hukum dan undang-undang yang berlaku. Merujuk pada Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945, kepala daerah dipilih secara demokratis, yang berarti keberhasilan Paslon 02 tidak hanya meneguhkan prinsip popular sovereignty, tetapi juga menegaskan pentingnya pemilu sebagai mekanisme checks and balances dalam sistem desentralisasi.
Sebagai summary statement, kemenangan Norsan-Krisantus di 14 kabupaten/kota tidak hanya mencerminkan keberhasilan strategi politik yang terukur, tetapi juga mengindikasikan adanya political alignment antara aspirasi masyarakat dan visi kepemimpinan yang inklusif.
Hal ini memperlihatkan bagaimana demokrasi lokal di Kalimantan Barat menjadi manifestasi dari deliberative democracy, di mana keterlibatan aktif masyarakat menjadi pilar utama keberhasilan politik.
Adapun penguatan narasi ini perlu dikontekstualisasikan melalui kajian media online. Media daring yang melaporkan hasil quick count telah berperan sebagai public sphere, sebagaimana dijelaskan oleh Habermas, yaitu ruang diskursus tempat masyarakat mendapatkan informasi dan membangun opini. Kecepatan dan ketepatan penyajian data dari media turut memperkuat kepercayaan publik terhadap proses demokrasi.
Dengan demikian, hasil quick count ini bukan hanya sekadar angka statistik, tetapi sebuah simbol kemenangan demokrasi di Kalimantan Barat. Momentum ini dapat menjadi inspirasi untuk terus memperkuat pilar-pilar pemerintahan yang berorientasi pada keberlanjutan pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Salah satu tim relawan NKRI kyai Mualim Sani kepada awak media mengatakan kemenangan Norsan dan Krisantus murni dari kepercayaan masyarakat Kalbar dan percaya kepada kedua tokoh tersebut untuk memimpin Kalbar 5 tahun kedepan dan semua juga tidak luput dari kuasa allah SWT cetus kyai Mualim Sani yang juga seorang ulama karismatik di Kalbar kabupaten mempawah.
Sumber : Tim Awak Media
(MNC/Nuryo Sutomo)
Leave a Reply